Jumat, 20 Mei 2011

PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
            Wilayah merupakan suatu daerah dimana terdapat hubungan-hubungan antara faktor-faktor alamiah dan makhluk hidup yang menciptakan suatu yang khas pada daerah tersebut. Manusia sebagai unsur dari wilayah mempunyai sifat yang selalu ingin memenuhi kebutuhannya dengan memberdayakan faktor-faktor alam di sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas manusia melakukan pengembangan terhadap wilayah yang mereka tempati. Pada hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan pengembangan wilayah, manusia harus memperhatikan sumber daya yang ada pada wilayah tersebut baik SDA maupun SDM-nya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut akan terbayangkan suatu bentuk pengembangan yang sesuai pada suatu wilayah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan pengembangan suatu wilayah terdapat lima aspek yang harus dipegang, aspek tersebut yaitu aspek ruang, aspek fisik, aspek sosial budaya, aspek sosial ekonomi, dan aspek sosial politik.
            Kabupaten Pamekasan memiliki potensi sumberdaya alam yang masih baik di sektor pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian, perdagangan dan jasa.sektor-sektor tersebut sangat penting fungsinya karena merupakan modal dasar untuk kelangsungan pengembangan wilayah, terutama dalam era otornomi daerah seperti saat ini. Dalam rangaka otonomi dareah maka sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tidak boleh dieksploitasi secara berlebih, dan harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama.
            Dalam rangka menunjang otonomi daerah lebih jauh, diperlukan perencanaan pengembangan wilayah, yang didahului oleh proses identifikasi potensi-potensi yang dapat dikembangkan dan dikelola untuk menunjang kemakmuran daearah. Potensi-potensi tersebut, dapat teridentifikasi pada lima aspek yang berfungsi sebagai pilar pengembangan wilayah di daerah tersebut seperti, aspek ruang, aspek fisik geologis, aspek sosio ekonomi, aspek sosio budaya, dan aspek sosio politik.
            Melalui makalah ini, penulis berusaha mengidentifikasi segala potensi yang terkandung dalam lima aspek pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, sehingga diharapkan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan kedepan, dapat disesuiakan dengan potensi-potensi yang dimiliki.

1.2 Rumusan Masalah
       Berdasarkan Latar belakang masalah, dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:     
1.    Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan?
2.    Bagaimana Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan?
3.    Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, dijabarkan Tujuan pembahasan sebagai berikut:     
1.    Untuk mengetahui Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan
2.    Untuk mengetahui Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan
3.    Untuk mengetahui Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah



BAB II
ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN

2.1.       Lima Aspek Pengembangan Wilayah
                 Kabupaten Pamekasan, terletak di Pulau Madura yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur dengan posisi geografis antara 6o51' – 7o13' LS dan 113o19'-113o58' BT. Batas-batas daerahnya meliputi Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Sumenep di sebelah  timur, Selat Madura di sebelah selatan, serta Kabupaten Sampang di sebelah barat.
                 Secara administratif, wilayah Pamekasan memiliki luas 79.230 Ha, dan terbagi menjadi 13 kecamatan yang meliputi 189 desa/kelurahan. Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten di pulau Madura yang memiliki wilayah territorial daratan dan lautan.







                                  
                           
                              Peta Kabupaten Pamekasan
                 Sebagaimana daerah lain di Indonasia, Kabupaten Pamekasan juga berupaya mengembangkan daerahnya agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Dalam upaya pengembangan daerah, terdapat lima pilar pengembangan wilayah  yang perlu dikaji. Lima aspek pengembangan wilayah beserta segala potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, akan dibahas pada poin berikut:
2.1.1.  Aspek ruang
Aspek ruang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah, sebab aspek ruang memiliki dua factor utama yang dapat dijadikan dasar dalam kegiatan perencanaan tata ruang wilayah. Dua factor aspek ruang tersebut adalah, tata guna lahan dan keterjangkauan antar wilayah pada suatu daerah. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai aspek ruang yang terdapat di wilayah Kabupaten Pamekasan.
2.1.1.1.     Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan, sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi topografi daerahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman, pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis. Pola penggunaan lahan lainnya sebagai wilayah lahan usaha yaitu berupa sawah, tegalan hutan produksi dan tambak/penggaraman, dimana untuk lokasi tambak/penggaraman sesuai dengan kondisi ruang yang ada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, dan Galis dengan luas lahan ± 2.095 Ha. Di wilayah bagian barat dominan penggunaan lahannya untuk tegalan, sedangkan di wilayah kabupaten pamekasan bagian tengah (Kecamatan Palengaan, Pegantenan, Pakong, dan Kadur) permukiman penduduk menyebar secara sporadic ke wilayah-wilayah yang dekat dengan lahan usaha mereka. Di bagian utara permukiman penduduk tidak berbeda dengan di bagian tengah hanya saja, di sepanjang jalan utama daerah pessir perkembangannya lebih pesat. Wilayah bagian timur merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi lahannya banyak yang kritis, sehingga pemanfaatan lahannya kurang maksimal. Berikut ini disajikan table penggunaan lahan wilayah Kabupaten pamekasan:
No
Penggunaan Tanah
Luas Lahan yang
Digunakan (Ha)
1.
Pemukiman/Perkampungan
11.524,10
2.
Kuburan
268,90
3.
Jasa Perdagangan
26,30
4.
Industri Pertanian
92,40
5.
Tambang
9,00
6.
Sawah/Pertanian
·            Irigasi
1.386,00
·        Semi           Irigasi
5.213,03
·             Tadah Hujan
8.569,00
7.
Tegalan
32.966,34
8.
Hutan Sejenis
1.158,00
9.
Tambak Garam
2.096,50
10.
Tanah Tandus/Rusak
15.920,43
Jumlah
79.230,00
                        Sumber: BPS Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan data penggunaan lahan Kabupaten Pamekasan  pada tebel di atas, terlihat bahwa penggunaan lahan tegalan menempati posisi tertinggi bahkan lebih besar dari pada penggunaan lahan untuk pertanian,  dengan nilai penggunaan lahan sebesar  32.966,34 Ha. Hal ini dikarenakan kondisi lahan abupaten Pamekasan yang sebagian besar berupa lahan kritis yang kurang cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Namun, berkat usaha gigih para petani pamekasan, lahan pertanian yang minim ini dapat menghsilkan komoditi yang berkualitas dan memberiakan tambahan penghasilan daerah yang cukup besar.
2.1.1.2.     Keterjangkauan Wilayah
Dalam mengkaji keterjangkauan wilayah sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana seperti jalan dan alat transportasi yang terdapat di daerah tersebut. Sarana jalan di Kabupaten Pamekasan  mengalami perkembangan dari tahun-ketahun, hal ini dapat dilihat pada table berikut:



Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Pamekasan










Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan termasuk wilayah yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat terutama dalam 5 tahun terakhir ini, mengingat kedudukan dan peranannya dalam lingkup regional Pulau Madura. Ditinjau dari aspek geografisnya, lokasi kabupaten pamekasan ini cukup strategis dan menguntungkan karena terletak di tengah-tengah Pulau Madura dan sebagai transit dari kota surabaya-Kabupaten Sumenep. Selain itu Kabupaten Pamekasan  mempunyai akses yang cukup baik ke wilayah-wilayah lain karena dilewati oleh jalan propinsi, tertuma Kabupaten Sumenep. Hal tersebut sangat menunjang perkembangan wilayah Kabupaten Pamekasan terutama untuk pengembangan perekonomian.
Di wilayah Pamekasan terdapat satu terminal induk yang terletak di Kecamatan Tlanakan. Sedangkan untuk stasiun di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kota Pamekasan, yang merupakan stsiun peninggalan Belanda, dan sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena di Madura sudah tidak memakai transportasi kereta Api. Kondsi jalan utama di Pamekasan, jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur, relative sepi karena Kabupaten Pamekasan terletak hampir di ujung Pulau Madura yang jauh dari Surabaya sebagai ibu kota propinsi. Selain itu, di Pulau Madura, tidak terdapat kawasan industry besar seperti di Surabaya, gresik dan sidoarjo, sehimgga jalan utama kabupaten pamekasan tidak dilewati oleh kendaraan besar seperti truc container. 
Kondisi jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan desa di Kabupaten Pamekasan sudah cukup baik, meskipun ada beberapa desa yang masih sulit di jangkau karena fasilitas jalannya rusak atau keberadaan desa tersebut terpencil di sekitar lereng bukit yang terjal. Untuk menghubungkan antar wilayah di Kabupaten pamekasan, terdapat sarana transportasi diantaranya adalah, becak, ojek, lyn, delman, angkutan pedesaan, dan mobil bison.

2.1.2.  Aspek Fisik Geologis

Aspek fisik dan geologis suatu wilayah, sangat berpengaruh terhadap pola keruangan serta pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Oleh sebab itu, aspek fisik dan geologis dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam sebuah perencanaan tata ruang wilayah dan pembangunan daerah. Factor-aktor yang perlu dikaji dalam aspek fisik dan geologis suatu wilayah  adalah, topografi, struktur geologis, jenis tanah, iklim, serta kondisi hidrologi daerah tersebut. Gambaran aspek fisik dan geoogis wilayah Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:

2.1.2.1.     Topografi
Secara umum Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas wilayah ± 792,30 Km2, merupakan daerah dataran rendah pada bagian selatan dan utara, serta dataran tinggi pada bagian tengah. Di bagian utara mencakup Kecamatan Batumarmar dengan ketinggian 0 – 100 meter dan sebagian mencapai ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Pada bagian selatan wilayahnya relatif lebih datar, yang meliputi Kecamatan Tlanakan, Pademawu, dan Pamekasan, dengan ketinggian ± 50 meter di atas permukaan laut, kecuali di bagian barat daya yang meliputi wilayah Kecamatan Proppo sebagian wilayah Kecamatan Tlanakan ketinggiannya mencapai 250 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah, merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Pembagian luas wilayah Kabupaten Pamekasan berdasarkan ketinggian dan kelerengan disajikan ada table berikut:
LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN

NO
KETINGGIAN TEMPAT
L U A S
Ha
%
1.
2.
3.
0      -     100 M
101  -     500 M
501  -   1000 M
39.608
39.622
-
49.99
50.01
-
JUMLAH
79.230
100.00

LUAS DAERAH MENURUT KELERENGAN
NO
KLASIFIKASI KELERENGAN
L U A S
Ha
%
1.
2.
3.
4.
0  -  2 %.
2  -  15 %
15 - 25 % dan 25 – 40 %
>  40 %
23.263
36.690
16.431
2.742
29,4
46,3
20,8
3,5
JUMLAH
79.230
100.00


Ditinjau dari topografinya, wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas tiga macam yaitu, wilayah datar/rata, berglombang/perbukitan, dan daerah pantai. Topografi, sangat berperanlam menentukan potensi pengembangan lahan atau ruang pada suatu wilayah, dimana klasifikasi kelerengan di Kabupaten Pamekasan terbagi atas:
Ø  Kelerengan 0 - 2% meliputi wilayah seluas 23.263 Ha atau 29,4% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, kecuali daerah genangan air. Pada wilayah ini sangat berpotensi untuk pertanian tanaman semusim.
Ø  Kelerengan 2 - 15% meliputi wilayah seluas 36.690 Ha atau 46,3% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. Wilayah ini berpotensi sebagai lahan pertanian dengan tetap mempertahankan usaha pengawetan tanah dan air.
Ø  Kelerengan 15 - 25% dan 25 - 40%  meliputi wilayah seluas 16.431 Ha atau 20,8% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. Wilayah ini berpotensi sebagai kawasan budidaya tanaman keras/tanaman tahunan, karena wilayah tersebut mudah terkena erosi.
Ø  Kelerengan > 40% meliputi wilayah seluas 2.742 Ha atau 3,5% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluru. Wilayah ini berpotensi sebagai daerah hutan, yang dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.
2.1.2.2. Struktur Geologis
Struktur Geologi yang dimiliki oleh  wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas  Holosen Alluvium, Pliosen Limestone Facies, Miosen Sendimentary Facies, Cleiston Clay Sedementary. Di bawah ini disajikan data klasifikasi luas wilayah Kabupaten Pamekasan, berdasrkan struktur batuan/geologinya.
LUAS WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN STRUKTUR BATUAN/GEOLOGI
NO
KALA PEMBENTUKAN
BATUAN PEMBENTUK
LUAS
HA
%
1.
2.
3.
4.
Holosen
Pilosen
Miosen
Cleiston
Alluvium
Limastone Facies
Sedimentary Facies
Clay sedimentary
17.689
23.411
33.768
 4.362
22,33
29,55
42,62
 5,50
JUMLAH
79.230
100,00

Dari data di atas, terlihat bahwa lapisan batuan sedimen mendominasi hamper separuh luas wilayah Kabupaten Pamekasan, ini menandakan bahwa sebagian besar lapisan tanah di Pamekasan telah mengalami erosi dan sedimentasi, dimana pada peristiwa erosi dan sedimentasi, biasaynya disertai pembalikan horizon tanah, sehingga dengan struktur yang demikian bisa dikatakan tanahnya berumur muda dan kurang cocok untu pertanian. Hal ini diperparah oleh kondiosi struktur batuan induk Madura secara keseluruhan yang terbentuk oleh batuan gamping atau kapur yang bersifat basa dan kurang baik bagi pertmbuhan tanaman. Namun pada kenyataanya tanah di Pamekasan tergolong subur karena masih terdapat batuan pembentuk alluvium yang cukup banyak,  dimana batuan tersebut kaya akan mineral dan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
2.1.2.3. Jenis Tanah
Jenis tanah berhubungan denagan kepekaan terhadap erosi, dimana tanah di Pamekasan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kepekaannya terhadap erosi. Klasifikasi jenis tanah tersebut adalah:
Kelas
Jenis tanah
Tingkat kepekaan
I
Alluvial, tanah Glei, Planosal, hidromorf kelabu, latorik air tanah
Tidak peka
II
Latosol
Kurang peka
III
Brown forest soil, Noncolcic brown, mediteran
Agak peka
IV
Andosol, Loterik, Grumosol, Potsol, Podsolik
Peka

Sementara berdasarkan luasan wialahnya, jenis tanah di Kabupaten Pamekasan dklasifikasikan sebagai berikut:
LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
NO.
KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
LUAS
HA
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alluvial Hidromor
Alluvial Kelabu Kuningan
Asosiasi Kelabu dan Planosol Coklat Kelabu
Komplek Brown Forent Soil Litosol dan Mediteran
Grumosol Kelabu
Komplek Grumosol Kelabu dan Litosol
Mediteran Merah dan Litosol
Komplek Mediteran Grumosol
4.538
  6.707
  3.200
17.942
  1.267
  3.662
18.517
23.397
5,73
   8,47
   4,00
 22,66
   1,61
   4,62
 32,37
 29,54
JUMLAH
79.230
100,00

Dari data pada table diatas terlihat bahwa jenis tanah di wilayah Kabupaten Pamekasan didominasi oleh grumosol, ynag kepekaan terhadap erosinya tinggi. Selain grumosol, Kabupaten Pamekasan memiliki karakteristik dan kandungan tanah yang terdiri dari tanah aluvial. Tanah ini berkembang dari bahan induk yang berupa endapan liat (cetay) dan endapan liat yang bercampur pasir. Ciri yang paling menonjol adalah tanahnya berlapis-lapis dengan tingkat kesuburan yang relatif tinggi. Kandungan tanah lainnya adalah tanah litosol yang berbahan induk berupa batu kapur, batu pasir, campuran batu endapan tuf, batuan vulakan dan campuran batu kapur. Tanah ini belum mengalami perkembangan, sehingga dianggap sebagai tanah yang paling muda. Kandungan lainnya adalah tanah regosol dan tanah mediteran.
2.1.2.4. Iklim
Menurut kalsifikasi iklim oleh Koppen Kabupaten Pamekasan tergolong iklim Aw yaitu, iklim tropis, basah dan kering curah hujan yang jelas, sekurang-kurangnya satu bulan < 60 mm (2,4 inch). Sedangkan menurut klasifikasi iklim menurut Oldeman, yang didasarkan atas bulan basah dan bulan kering untuk membantu usaha pertanian terutama padi, Kabupaten Pamekasan tergolong iklim D yang berarti, secara umum tergolong daerah kering. Berikut ini disajikan data curah hujan Kabupaten Pamekasan:
Jumlah Curah Hujan Maksimal dan Hari Hujan Serta Rata-rata Curah Hujan Per Bulan Tahun 2007
Bulan
Curah Hujan Maksimal (mm)
Hari Hujan
Rata-rata
Curah Hujan
1
Januari
398
65
210
2
Pebruari
793
185
300
3
Maret
668
192
271
4
April
583
154
198
5
Mei
286
57
151
6
Juni
442
69
182
7
Juli
273
32
132
8
Agustus
33
6
30
9
September
-
-
-
10
Oktober
424
21
241
11
Nopember
372
73
159
12
Desember
810
208
241
Jumlah
5.082
1.062
2.115
Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan
Jenis Musim dan temperature rata-rata
·                     Jenis Musim
o    Penghujan
o    Kemarau
  :  Oktober - April
  :  April - Oktober
·                     Temperatur  Rata-Rata
·                     Maximum
·                     Minimum
  :  300 C
  :  280 C

Iklim menyangkut curah hujan dalam kaitannya dengan erosi. Curah hujan di Kabupaten Pamekasan rata-rata termasuk dalam kelas I yaitu dibawah 13,6 mm/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Kelas
Intensitas Hujan
Klasifikasi
I
< 13,6 mm/hari
Sangat rendah
II
13,6 - 20,7 mm/hari
Rendah
III
20,7 – 27,7 mm/hari
Sedang
IV
27,7 – 34,8 mm/hari
Tinggi
V
> 34,8 mm/hari
Sangat tinggi

2.1.2.5. Kondisi hidrologi
Melihat dari kondisi curah hujan rata-rata Wilayah kabupaten Pamekasan yang tergolong sangat rendah, maka dapat dipastikan sebagian besar wialayah Pamekasan mengalami defisit air. Table di bawah ini, menggambarkan jumlah sungai dan mata air yang terdapat di wilayah Kabupaten Pamekasan.
Jumlah Sungai Di Kabupaten Pamekasan
No.
Kecamatan
Jumlah Sungai


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Kadur
Pakong
Waru
Batumarmar
Pasean
6
13
4
20
2
5
4
2
1
1
2
8
1

Total
69


                     Sumber Data : Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan
Jumlah Sumber / Mata Air Di Kabupaten Pamekasan
No.
Kecamatan
Sumber/Mata Air
Jumlah
Areal (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Kadur
Pakong
Waru
Batumarmar
Pasean
1
1
-
3
1
-
2
6
1
18
2
1
4
2
6
-
281
5
-
10
260
10
1.257
105
15
138
Total
40
2.089

Sumber Data : Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan
Dari data pada table tersebut  diketahui bahwa,  jumlah sungai terbanyak dimiliki oleh Kecamatan larangan, dengan jumlah sungai sebnyak 20 buah. Namun meskipun memiiki banyak sungai Kecamatan larangan hanya memilki tiga mata air, hal ini dikarenakan letak Kecamatan larangan yang dekat dengan laut, sehingga sebagian besar air tanah di daerah ini terasa asin dan tidak layak untuk dikonsumsi akibat intrusi air laut. Berbeda dengan Kecamatan pakong yang memiliki jumlah sungai sedikit, tetapi mata airnya melimpah bahkan menduduki peringkat terbanyak se-Kabupaten Pamekasan, hal ini dikarenakan pakong terletak di daerah perbukitan yang jauh dari laut dan di wilayah ini masih terdapat banyak daerah resapan air dengan vegetasi yang rimbun. Lain halnya dengan Kecamatan pamekasan selain jumlah sungainya sedikit, jumlah mata airnya juga sedikit, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologis kecamatan pamekasan yang sebagian besar tersusun oleh lempung yang sulit untuk menyerap air, kondisi tersebut diperparah oleh berkurangnya  daerah resapan air akibat semakin padatnya daerah permukiman.
2..1.3. Aspek Sosio-Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan, sangat dipengaruhi oleh 3 sektor utama, yaitu pertanian, jasa, dan perdagangan. Pada tahun 2001 pertumbuhan ekonominya mencapai 1,59 % yang disumbangkan oleh sektor pertanian (52,48 %), jasa (19,147 %), dan perdagangan (9,35 %).: Berikut ini data mengenai perekonomian Kabupaten Pamekasan.
a.      Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ), Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi
NO.
U R A I A N
SATUAN
2006
2007
2008
1.
PDRB ADHB
Juta Rp.
2.962.126,26
3.332.240,11
3.609.214,24
2.
PDRB ADHK Th. 2000
Juta Rp.
1.694.484,13
1.775.107,44
1.869.012,51
3.
Pendapatan Perkapita ADHB
Rupiah
3.262.750,60
3.615.911,64
3.852.036,72
4.
Pendapatan Perkapita
Rupiah
1.866.456,27
1.926.221,23
1.994.757,40




b. Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan IHK

NO.
U R A I A N
SATUAN
2006
2007
2008
1.
Pertumbuhan Ekonomi
Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000
Prosen
4,52
4,76
4,44
2.
Inflasi
Prosen
9,74
7,39
7,38
3.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
%




C. Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin Menurut Kecamatan Tahun
2007
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
Prosentase
Penduduk Miskin (%)
Total
Miskin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Kadur
Pakong
Waru
Batumarmar
Pasean
56.573
71.965
28.770
50.229
85.378
76.257
87.242
64.609
47.008
33.442
66.165
69.602
55.561
32.204
28.642
9.030
21.408
24.101
57.005
31.582
37.759
21.347
14.171
39.638
35.897
24.869
54,06
39,80
31,39
42,62
28,23
74,75
36,20
58,44
45,41
42,37
59,91
51,57
44,76
Jumlah
795.801
377.653
47,46





Berdasarkan data pada table diatas, terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Pamekasan pada tahun 2007 lebih tinggi dibanding tahun 2006. Pada tahun 2006 pendapatan per kapita mencapai Rp.3.262.750,60 sedang tahun 2007 meningkat menjadi Rp.3.615.911,64. prosentase kenaikan pendapatan per kapita tahun 2007 ternyata juga lebih besar dibanding prosentase pertumbuhan penduduknya serta laju inflasi tahun 2007. Selain itu perkembangan angka pendapatan per kapita sejak tahun 2000 hingga 2007 juga lebih tinggi dibanding perkembangan indeks implicit serta laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun yang sama. Artinya secara makro, pertumbuhan ekonomi masih diimbangi dengan pengendalian harga barang dan jasa serta laju pertumbuhan penduduk.
2.1.3.      Aspek Sosial Budaya
Kabupaten Pamekasan memiliki jumlah penduduk sebanyak 795.801 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 393.306 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 402.495 jiwa dengan  kepadatan wilyah  sebesar 1004 jiwa/km2  (data Pamekasan dalam angka tahun 2007). Mayoritas penduduk yang tinggal di Kabupaten Pamekasan adalah suku Madura serta sisanya adalah suku Jawa, dan masyarakat keturunan asing seperti, Cina, Arab, dan India. Agama yang dianut oleh Penduduk Pamekasan, antara lain adalah Islam senyak 765.565 orang, Protestan sebanyak1.482 orang, katolik sebanyak 1.285 orang, Hindu sebanyak 28 orang, Budha sebanyak322 orang, dan agama lain sebesar 49 orang.
Masyarakat Pamekasan, sebagaimana masyarakat Madura pada umumnya, merupakan pemeluk agama Islam yang taat. Kehidupan mereka selalu diwarnai dengan keadaan yang serba religius. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya tempat-tempat ibadah dan pendidikan agama Islam. Sekalipun demikian, penduduk Pamekasan yang mayoritas pemeluk agama Islam, tetapi di Pamekasan juga ada Gereja, Wihara dan Pura dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan ibadahnya. Keadaan ini memberi dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan karena mereka saling hormat-menghormati dan menghargai satu dengan lainnya.
Selain di bidang keagamaan, social budaya masyarakat Pamekasan Nampak dari aneka kesenian daearh yang mereka miliki. Seni budaya Madura yang berkembang di wilayah kabupaten Pamekasan diantaranya adalah:
Kesenian yang terdapat di Kabupaten Pamekasan
NO.
KESENIAN
JENIS
1.
Seni Tari
Tari Topeng Getak, Tari Ronding/Baris/Kencak, Tari Macan Macanan dan Tari Kreasi
2.
Seni Suara
Macopat, Samman, Pojian, Danggak, Hadrah dan Samroh
3.
Seni Musik
Karawitan, Orkes Melayu, Orkes Gambus, Thuk-Thuk/Daul, Ngok-Ngok, Band dan Marcing Band
4.
Seni Bela Diri
Pencak Silat, Karate dan Tenaga Dalam
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan
Ditinjau dari segi kesehatan, masyarakat Pamkasan sudah cukup memproleh layanan kesehatan, hal ini ditunjukkan dalam data tabel berikut:
Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan Tahun 2007
No
Kecamatan
RSUD
RS.  Khusus
RS.
Swasta
Puskes-mas
Puskes-mas
Pembantu
Puskemas Keliling
Pos
yandu
Polin des
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Pakong
Kadur
Waru
Pasean
Batumarmar
Dinkesda
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
1
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
-
4
4
2
2
6
6
5
4
2
4
2
3
4
-
3
3
2
2
3
2
1
2
1
2
3
2
2
2
63
85
32
57
93
62
68
58
41
36
51
41
66
-
14
17
8
14
5
22
10
12
11
9
14
11
12
-
Jumlah
1
-
1
20
48
30
753
159
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan
Jumlah Dokter dan Paramedis per Kecamatan Tahun 2007
NO
KECAMATAN
D O K T E R
PAMAMEDIS
UMUM
GIGI
SPESIALIS
PERAWAT
BIDAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Pakong
Kadur
Waru
Pasean
Batumarmar
Dinkesda
4
3
1
3
2
1
2
2
2
1
4
2
2
3
1
2
1
1
2
1
1
-
-
-
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
9
5
11
13
9
7
8
6
6
14
10
14
6
20
22
11
17
18
28
17
17
13
11
16
13
14
5

Jumlah

32
12
-
127
222
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan

 Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Rawat Inap di Kecamatan Tahun 2007
NO
PUSKESMAS
KAMAR
TEMPAT TIDUR
RAWAT INAP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Pakong
Kadur
Waru
Pasean
Batumarmar
6
-
1
4
-
-
3
-
-
-
3
4
2
13
-
5
7
-
10
6
8
-
-
17
10
10
2
-
1
2
-
-
1
1
1
-
2
1
1
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan
Berdasarkan data pelayanan kesehatan pada table di atas, pelayanan kesehatan di kabupaten Pamekasan sudah cukup baik, meskipun masih ada beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Pamekasan yang sarana pelanan kesehatannya kurang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Biasanya untuk penanganan kasus operasi besar yang melibatkan beberapa dokter ahli, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, tidak sanggup menangan, sehingga pasien terpaksa dirujuk ke rumah sakit swasta maupun negeri di kota Surabaya yang fasilitasnya kesehatannya lebih memadai.
Kondisi social Budaya Pamekasan yang menyangkut tingkah laku atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari lebih diengaruhi oleh factor pendidikan, berikut ini disajikan gambaran kondisi pendidikan yang terdapat di kabupaten Pamekasan.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO
TINGKAT PENDIDIKAN
SATUAN
TAHUN 2007
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
 2
 3
 4
  5
  6
  7
Tidak Tamat SD
S D
S M P
S M A / SMK
D.1 + D2
D.3
S.1, S2, S3
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
77.145
127.721
47.126
31.524
3.254
1.937
5.115
117.392
117.342
34.156
20.570
2.229
834
2.812
JUMLAH
287.822
295.335
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan
Rasio Jumlah Guru dan Murid
NO.
NAMA SEKOLAH
JUMLAH
GURU
JUMLAH
MURID
RASIO GURU DAN MURID
1.
T K
870
8.627
1 : 10
2.
SD / MI
4.974
78.312
1 : 16
3.
SMTP / Sederajat
2.061
18.699
1 : 09
4.
SMTA / Sederajat
1.033
11.940
1 : 12
5.
S L B
16
55
1 : 03
JUMLAH
8.954
117.633
1; 13
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan
JUMLAH PENDUDUK BUTA AKSARA
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
Prosentase
Penduduk Buta Aksara
Total
Buta Aksara
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Kadur
Pakong
Waru
Batumarmar
Pasean
59.573
71.965
28.770
50.229
85.378
76.257
87.242
64.609
47.008
33.442
66.165
69.602
55.561
744
1.387
20
880
-
416
1.625
600
2.009
2.199
1.594
1.430
1.786
1,25
1,93
0,07
1,75
-
0,55
1,86
0,93
4,27
6,58
2,41
2,05
3,21
Total
795.801
14.690
1,85
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan
Table data pendidikan kabupaten pamekasan tersebut, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masayarakat Pamekasan, terutama yang tinggal di daearah pedesaan masih relative rendah, hal ini dipengaruhi oleh adanya pandangan terhadap  bahwa pendidikan tidak menjamin seseorang menjadi sukses dan kaya.Hal ini berpengaruh terhadap pola tingkah laku mereka dalam kehidupan bermasyarakat, dimana budaya kekerasan seperti carok masih kerap digunakan oleh masyarakat pedesaan, terutama jika mereka merasa tersinggung karena harga dirinya dilecehkan.
2.1.4.      Aspek Sosio Politik
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Timur, yang terletak di Pulau Madura. Secara administratif wilayahKabupaten Pamekasan yang seluas 79.230 Ha, terbagi menjadi 13 kecamatan yang meliputi 189 desa/kelurahan.. Kabupaten Pamekasan dipimpin oleh seorang Bupati, dimana Bupati dipilih secara langsung oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan. Kabupaten Pamekasan memiliki tiga lembaga yang saling bekerja sama dalam pemerintahan yaitu lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, dalam kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan, lembaga legislatif dan eksekutif sangat lebih berpengaruh daripada lembaga yudikatif.
Setelah masa pemerintahan orde lama lengser, dunia politik di Pamekasan cenderung dipengaruhi oleh para ulama dan pesantren yang sebagian besar berhalauan Nahdlatul Ulana (NU), hal ini berdampak pada kondisi politik di Kabupaten Pamekasan yang didominasi oleh organisasi atau partai politik yang berlandaskan islam NU. Kenyataan ini dapat dilihat dari komposisi lembaga legislatif dan legeslatif di Kabupaten Pamekasan yang lebih didominasi oleh wakil rakyat dari parpol islam NU seperti PKB dan PPP.















BAB III
PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN

Menyongsong era otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Pamekasan, telah berupaya melakukan pengembangan wilayah guna mencapai kemakmuran serta kesejahteraan masyarakatnya. Upaya pengembangan wilayah yang dilakukan didasarkan pada lima aspek/pilar pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, kemudian di tentukan potensi-potensi apa yang cocok untuk dikembangkan pada masing-masing wilaytah Kabupaten Pamekasan. Dalam rangka pemgembangan potensi daerah tersebut, Pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan, membagi wilayah pengembangan kedalam tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) menurut letak dan potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah, SWP bagian selatan meliputi, Kecamatan Pamekasan sebagai Pusat pengembangannya, Kecamatan Pademawu, Tlanakan, Galis, Proppo, dan Larangan, SWP bagian tengah meliputi, kecamatan pakong sebagai pusat pengembangannya, Kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian utara meliputi, Kecamatan Waru sebagai pusat pengembangannya, Kecamatan Pasean, dan Batumarmar.
3.1. Pengembangan Wilayah Kabupaten Pamekasan
Satuan wilayah pengembangan yang terdapat di kabupaten Pamekasan, dikembangkan berdasarkan potensi daerahnya masing-masing yaitu, SWP bagian selatan dikhususkan bagi pengembangan daerah pertanian, perkebunan, daerah permukiman, daerah wisata alam dan budaya, dan perikanan, SWP bagian tengah dikhususkan bagi pengembangan daerah pertanian, agrowisata, permukiman, dan pertambangan, SWP bagian utara dikhususkan bagi pengembangan daerah pertambangan, permukiman, dan perikanan. Secara garis besar pengembangan potensi wilayah yang terdapat di Kabupaten pamekasan, digambarkan dalam penjelasan berikut;

3.1.1. Pengembangan Potensi Pertambangan
Berdasarkan kondisi geologisnya, kabupaten Pamekasan dapat dikatakan memiliki sumberdaya alam dalam bentuk bahan tambang yang tak ternilai. Potensi bahan tambang yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah; Minyak bumi, pasir kuarsa, Batu gamping, lempung sedimen, Oker (limonit), gipsum dan fosfat. Selama ini, sector pertambangan yang telah dikembangkan di Wilayah Kabupaten pamekasan hanya terbatas pada bahan tambang golongan C seperti, bata kapur galian, batu gung, phospat, pasir kuarsa, dan kerikil. Kawasan pertambangan tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan. Lokasi tambang yang paling menonjol yaitu di desa Angsanah, Akkor dan Rekkerek Kecamatan Palengaan serta daerah pertambangan batu bata kapur di Desa Blumbungan dan Pakong. Berikut ini, doisajikan data mengenai perkembangan sector pertambangan di Kabupaten pamekasan;
a.                  Produksi Hasil Tambang Golongan C
NO.
U R A I A N
SATUAN
2004
2005
2006
2007
2008
1.
Sirtu
m3
-
6.931
229.000
229.000
229.000
2.
Pasir Kuarsa
m3
-
2.470
88.00
88.00
88.00
3.
Batu Bata Merah
Biji
-
330.250
330.250
330.250
330.250
4.
Batu Bata Putih
Biji
-
350.000
350.000
350.000
350.000
5.
Phospat
m3
-
2.220
2.220
2.220
2.220
6.
Batu Kapur
m3
-
613.000
281.000
281.000
281.000
7.
Tanah Urug
m3
-
113.000
113.000
113.000
113.000
8.
Genteng
m3
-
6.000
6.000
6.000
6.000
9.
Batu Gunung
m3
-
56.000
281.000
281.000
281.000
Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.


b.                  Luas Areal Tambang Golongan C
NO.
U R A I A N
SATUAN
2004
2005
2006
2007
2008
1.
Sirtu
m3
-
0.157
0.155
0.155
0.155
2.
Pasir Kuarsa
m3
-
92.456
92.456
92.456
92.456
3.
Batu Bata Merah
Biji
-
37.00
39.00
39.00
39.00
4.
Batu Bata Putih
Biji
-
193.00
129.70
129.70
129.70
5.
Phospat
m3
-
39.00
39.00
39.00
39.00
6.
Batu Kapur
m3
-
175.510
194.056
194.056
194.056
7.
Tanah Urug
m3
-
210.00
129.70
129.70
129.70
8.
Genteng
m3
-
-
-
-
-
9.
Batu Gunung
m3
-
0.155
0.155
0.155
0.155
Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.

3.1.2.      Pengembangan Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya merupkan kawasan yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan untuk kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan pembangaunan. Secara umum kawaan budidaya dibedakan menjadi kawasan budidaya tanaman musiman dan kawasan budidaya tanaman tahunan, dimana untuk kawasan budidaya tanaman musiman meliputi areal sawah/pertanian, dan perkebunan. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan yang sangat potensial di Kabupaten PAmekasan Dalah, Kecamatan Pasean, Palengaan, dan Pegantenan, dimana untuk daerah Palengaan tanaman tahunan yang potensial adalah tanaman konservasi seperti akasia dan jati. Untuk pengembangan budidaya tanaman semusi wilayah yang memiliki potensi adalah Kecamatan Pademawu, dan Proppo, karena areal wilayahnya paling luas dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya. Berikut ini dijelaskan mengenai pengembangan tanaman musiman yang terdapat di Kabupaten pamekasan;
a. Pengembangan Potensi Pertanian
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi di bidang pertanian. Luas areal Pertanian Kabupaten Pamekasan keseluruhnya mencapai 74.467,167 Ha yang terdiri luas tegalan 62.013,769 Ha, sawah irigrasi 6.649,5 Ha dan sawah tadah hujan 5.803,898 Ha. Pola penyebaran kawasan pertanian sawah dan tegalan cenderung mengikuti pola system DAS yang ada. Areal persawahan, paling banyak terdapat di Kecamatan Pademawu, Proppo, Pegantenan dan Palengaan, sedangkan kawasan tegalan banyak terdapat di kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Proppo. Secara umum pertanian di Pamekasan dibagi menjadi dua sektor yaitu;
1. Sector pertanian tanaman pangan
     Sector pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk dikembangkan terutama pada komoditas padi dan jagung, karena komoditas ini terdapat di.hampir semua kecamatan yang ada di. Kabupaten Pamekasan. Sedangkan untuk jenis komoditi lainnya seperti kacang-kacangan ketela pohon hanya kecamatan tertentu saja yang menghasilkan.

2.Sector pertanian holtikultura
     Sector pertanian holtikultura yang potensial; dikembangkan di wilayah Kabupaten pamekasan adalah tanaman buah-buahan mengingat kondisi fisik wlayah yang kurang cocok bagi pengembangan tanaman sayur, kecuali di daerah tertentu yang sangat terbatas luasannya. Jenis komoditas yang sudah cukup dikenal sampai ke luar daerah adalah mangga, dimana kkomoditas ini terdapat di Kecamatan Galis, Proppo, Pegantenan, Batumarmar, Pasean, dan Waru. Selain itu, ada komodotas durian yang kualitasnya tergolong bagus, yaitu di Kecamatan pegantenan, serta komoditas jeruk di Kecamatan Larangan, namun produktivitasnya sedikit dan belum sampai ke luar daerah, sehingga perlu upaya pengembangan lebih lanjut.

Tabel Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura yang dikembangkan di Kabupaten Pamekasan
NO.
U R A I A N
SATUAN
2004
2005
2006
2007
2008
1.
Padi (GKG)
Ton
104,456.80
105,379.00
105,379.10
105,379.10
105,379.10
2.
Jagung
Ton
91,431.60
97,848.00
97,848.00
97,848.00
97,848.00
3.
Ubi Kayu
Ton
47,696.70
64,213.80
64,212.80
64,212.80
64,212.80
4.
Ubi Jalar
Ton
1,288.70
1,341.20
1,341.20
1,341.20
1,341.20
5.
Kedele
Ton
858.20
911.40
911.40
911.40
911.40
6.
Kacang Tanah
Ton
1,046.70
1,521.50
1,521.50
1,521.50
1,521.50
7.
Kacang Hijau
Ton
2,569.80
2,713.20
2,713.20
2,713.20
2,713.20
8.
Sorghum
Ton
30.80
7.50
7.50
7.50
7.50
9.
Sayur-sayuran
Ton
12,096.90
24,304.30
24,304.30
24,304.30
24,304.30
10.
Buah-buahan
Ton
7,828.90
16,445.80
16,445.80
16,445.80
16,445.80
Sumber data : Dinas Pertanian
b. Pengembangan Potensi Perkebunan
                 Potensi perkebunan di Kabupaten Pamekasan yang paling menonjol yaitu tembakau, dimana hampir seluruh wilayah di Tanami tembakau dan harga jualnya juga cukup tinggi. Kualitas tembakau yang paling bagus terdapat di Kecamatan Pakong tepatnya di desa Cenlecen.
Komoditi perkebunan lain yang potensial untuk dikembangkan di wilayah kabupaten pamekasan adalah kelapa, cabe jamu, siwalan, dan jambu mete. Hal ini dikarenakan kualitas produksi yang cukup diterima oleh pasar.

3.1.3.  Penngembangan Potensi Sumber Daya Kelautan

Posisi Kabupaten Pamekasdan yang berbatasan dengan laut di ssebelah utara dan selatannya, membuat Kabupaten ini kaya akan sumbr daya laut. Sumber daya kelautan yang telah dikembangkan di daerah Pamekasan diantaranya adalah, perikanan, rumput laut, dan penggaraman/tambak garam.
Beberapa kawasan penghasil ikan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari perikanan laut yang meliputi perairan Laut Jawa di sepanjang pantai utara yaitu Kecamatan Batu Marmar dan Pasean, serta Selat Madura di sepanjang pantai selatan meliputi wilayah Kecamatan Tlanakan, dan Pademawu. Perikanan budidaya yakni tambak dan kolam yang terdiri dari tambak ikan bandeng dan udang berada di Kecamatan Galis dan Pademawu. Sedangkan penggaraman atau untuk menghasilkan garam dengan memanfaatkan musim kemarau atau lahannya bergantian dengan tambak budidaya yang berada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.

3.1.4. Pengembangan Potensi Peternakan

Sektor peternakan yang paling menonjol di Kabupaten Pamekasan adalah sapi potong yang mana jenis sapi merupakan ras Madura. Dari segi pemasaran khususnya sapi potong sudah merambah hingga ke seluruh pulau Jawa. Sampai saat ini sistem ternak sapi dilakukan secara individu yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan, sapi Madura ini selain untuk konsumsi dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu (kerapan sapi). Untuk ternak yang lain: ayam, kambing, dan domba kesediannya juga cukup.
Beberapa komoditas perternakan yang memberikan prospek pengembangan yang cukup cerah di masa mendatang seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, ayam, itik dan entok. Sedangkan untuk jenis komoditas lain yang juga dikembangkan adalah ulat sutra di kecamatan Kadur hanya konsumsi lokal.

3.1.5.  Pengembangan Potensi Pariwisata
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi Wisata yang mempesona dan mampu menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Obyek-obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Pamekasan selain Wisata Alam, Budaya, Bahari, kerajinan dan belanja. Obyek wisata merupakan aset yang sangat potensial dengan keragaman corak budaya masyarakat untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan daerah. Selain itu, keragaman corak budaya masyarakat juga perlu dipelihara karena merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Pamekasan. Potensi wisata yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah;
Jenis Wisata
Obyek Wisata
Keterangan
Wisata Pantai
Pantai Talang Siring
10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan
Pantai Jumiang
Mudah dijangkau kendaraan roda dua dan 4 dengan jarak 15 Km dari pusat kota
Pantai Batu Kerbuy
Terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha dengan keindahan alam pantainya yang menarik. Nama Batu Kerbuy diambil dari sebuah batu yang berbentuk seperti kerbau yang terletak 8 Km dari pantai
Wisata Alam
Api tak Kunjung Padam
Biasa disebut dengan Jangka, terletak di Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yang berjarak 4 Km dari pusat kota dengan prasarana jalan yangcukup baik. Juga telah tersedia kios dan warung souvenir.
Wisata Ziarah
Makam Keramat
Pasarean Batuampar
Makam para ulama yang memiliki Karomatullah yang besar setara dengan para Waliyulloh atau Wali Songo. Terletak di Desa Pangbatok Kecamatan Proppo sekitar 15 Km dari pusat kota.
Vihara Alokitesvara
Berada di Kampung Candi Desa Monto' Kecamatan Galis (14 Km dari Kota Pamekasan), berdekatan dengan Pantai Talangsiring. Vihara terbesar kedua di Pulau Jawa. Salah satu keunikannya, yaitu di dalam komplek terdapat Musholla, Gereja dan Pura yang melambangkan kerukunan beragama
Wisata Budaya
Kerapan Sapi
Tradisi budaya masyarakat Madura yang biasanya digelar sehabis panen raya sebagai wujud rasa gembira atas keberhasilan yang diraih.
Wisata Penunjang
Monumen Are' Lancor
Terletak di jantung Kota Pamekasan di depan Masjid Agung Asyuhada' dan dikelilingi jalan yang berbentuk melingkar lafadz Allah. Merupakan monumen perjuangan kepahlawanan Rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia

3.1.6. Pengembangan Sarana Transportasi
Transportasi termasuk faktor utama dalam pengembangan wilayah karena merupakan sarana prasarana bagi pergerakan baik orang maupun barang, terutama seperti wilayah Kabupaten Pamekasan yang mempunya wilayah yang cukup luas. Dengan adanya sistem transportasi yang baik maka akan akses menuju wilayah yang terisolir menjadi mudah dan lanacar. Selain tiu transportasi sangat mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah yang bersangkutan dan pemerataan perekonomian wilayah.
Pengembangan transportasi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah pengembangan jalan raya yang meliputi pembangunan jalan-jalan baru ataupun peningktan kondisi jalan di wilayah desa, dimana diharapkan dengan adanya jalan baru akan memacu perkembangan di wilayah desa yang terpusat di satu lokasi saja. Selain itu juga pengembangan jalan tembus atau jalan alternatif antar kecamatan untuk membuka akses antar wilayah kecamatan, yaitu dengan peningkatan kondisi jalan alternatif yang sudah ada atau dengan mencari jalur alternatif baru, sepeti adanya rencana Ring Road Lemper-Kanginan. Transportasi tersenut dikembangkan untuk jalur-jalur strategis misalnya, untuk jalur pengangkutan komoditi sektor pertanian ataupun perkebunan menuju pasar daerah.
Transportasi lainnya yang mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan adalah transportasi laut, berupa dermaga kecil yang berfungsi untuk asndaran perahu nelayan atau tempat berlabuhnya kapal yang mengangkut barang ke luar Madura, seperti di Desa Tanjung Kecamatan Galis yang merupakan tempat berlabuhnya kapal dengan jalur Pamekasan- Probolinggo.     
3.2. Arah Pengembangan Wilayah Pamekasan

Dari gambaran mengenai kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi wialyahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman, pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, dapat disimpulkan bahwa arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, yang menghubungkan Kabupaten Pameksan dengan Kabupaten Sampang dan Sumenep. Arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan, yang mengarah ke selatan tersebut ditandai dengan dipindahnya pusat-pusat layanan umum seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan terminal umum, serta beberapa kantor instansi pemerintah, dari pusat kota kearah selatan khususnya di Kecamatan Pameksan bagian selatan, dan Kecamatan Tlanakan.
BAB IV
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH dan SOLUSINYA

4.1. Permasalahan yang dihadapi, dalam upaya pengembangan daerah Kabupaten Pamekasan

Setiap daerah yang menginginkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya dapat tercapai, pasti melakukan upaya pembangunan melalui pengembangan daerah baik dalam bentuk penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), maupun pengembangan di bindang perekonomian dan bidang-bidang lain yang dapat dikembangkan. Dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah, strategi yang digunakan harus mengacu pada potensi dan karakteristik pengembangan daerah masing-masing. Setiap daerah pasti memiliki permasalahan, terkait dengan upaya pengembangan daerahnya. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap daerah berbeda-beda, tergantung karakteristik dan potensi pengembangan masing-masing daerah.
Permasalahn yang dihadapi dalam upaya pengembangan wilayah kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah;
-   Bidang Pendidikan: masalahnya meliputi rendahnya tingkat pendidikan di daerah pedesaan, sarana dan prasarana yang kurang.
-   Bidang Ekonomi: penadapatan daerah dan masyarakat Kabupaten Pamekasan masih rendah, lemahnya dukungan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian, perkebunan, pertambangan, perindustrian, dan pariwisata, sehingga usaha dan perekonomian masyarakat yang menggantungkan diri pada sektor-sektor tersebut kurang berkembang secara optimal.
-   Bidang Kesehatan: masalahnya yaitu kurang meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis, sehingga masyarakat yang tinggal di desa merasa kesulitan untuk mandapatkan layanan kesehatan, serata rendahnya tingkat kesadaran dan gaya hidup sehat, khususnya dikalangan masyarakat pedesaan.

-   Bidang Ketenagakerjaan: masalahnya yaitu Kebutuhan tenaga kerja yang masih harus banyak disupport dari daerah lain, serta kurangnya keterampilan masyarakat yang mengakibatkan banyaknya pengangguran
-   Bidang Birokrasi: Belum melembaganya nilai-nilai demokratis dan terbatasnya administrasi publik, belum mantapnya otonomi daerah, serta terbatasnya jangkauan masyarakat memperoleh informasi dan komunikasi
-   Bidang Keamanan: meliputi lemahnya kesadaran hukum masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat terhadap hak dan kewajiban, tingginya tingkat kriminalitas.
-   Bidang Perencanaan Tata Ruang Wilayah: Topografi wilayah Kabupaten Pamekasan yang bergelombang, serta struktur geologisnya yang sebagian besar tersusun atas batuan gamping yang mudah longsor akibat erosi, khususnya yang terdapat di daerah perbukitan, menyebabkan pemerintah daerah merasa kesulitan untuk mengembangkan tata ruang wilayah di daearah tersebut, sehingga seringkali Pemerintah kurang matang dalam malkukan perencanaan tata ruang wilayah tersebut.

4.2. Solusi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Pamekasan, dalam upaya pemngembangan daerahnya, maka solusi dan upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah;
-   Bidang pendidikan: melengakpi sarana prasarana pendidikan yang kurang, serta melkukan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan.
-   Bidang ekonomi: memberikan perhatian dan dukungan yang penuh kepada sektor-sektor perekonomian yang terdapat di wilayah kabupaten Pameksan, seperti misalnya pada sektor pertanian dengan cara ningkatkan produktifitas petani dengan pemberian bibit unggul dan sosialisasi penggunaan tekhnologi pertanian, serta mempermudah penjualan hasil tani dengan cara memperbaiki sarana jalan dan transportasi. Pada sektor pertambangan misalnya dengan cara, memberi penyuluhan tentang tata cara penambangan yang sesuai dengan prosedur, serta memperkenalkan hasil tambang daerah kepada daerah lain agar hasil tambang dapat dipasarkan tidak hanya secara lokal juga setidaknya secara nasional. Dengan adanya perbaikan pada sektor-sektor perekonomian tersebut, diharapkan pendapatan masyarakat dan daerah akan meningkat.
-   Bidang Kesehatan: memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, baik dari segi pemerataan fasilitas kesehatan maupun dari segi pelayanan dan kualitas tenaga medisnya. 
-   Bidang Ketenagakerjaan: memberdayakan tenaga kerja lokal, meningkatkan keterampilan masyarat pmelalui pelatihan-pelatihan keterampilan dan wirausaha.
-   Bidang Birokrasi: memperbaiki kualitas layanan umum, seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), serta surat-surat penting lain, serta meningkatkan layanan informasi dan komunikasi bagi masyarakat.
-    Bidang Keamanan: meningkatkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menghargai hak dan kewajiban orang lain, agar tercipta kehidupan yang aman, tenteram, dan sejahtera, memperbaiki kualitas layanan aparat penegak hukum.
-   Bidang Perencanaan Tata Ruang Wilayah: menentukan daerah-daerah yang dapat dikembangkan menjadi wilayah permukiman, dan mencegah masyarakat untuk bermukim di daerah rawan bencana, dengan cara memperketat pengawasan terhadap Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).











BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

            Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu daerah yang terletak di Propinsi Jawa Timur, yang memiliki potensi pengembangan yang cukup banyak. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya, Pemerintah daerah kabupaten Pamekasan berupaya melakukan pembangunan dan pengembangan daerah yang didasarkan atas potensi pengembagan yang terdapat di wilayah tersebut.
            Dalam rangka pemgembangan potensi daerah, Pemerintah Kabupaten Pamekasan, membagi wilayah pengembangan kedalam tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) menurut letak dan potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah, SWP bagian selatan meliputi, Kecamatan Pamekasan sebagai Pusat pengembangannya, kecamatan pademawu, Tlanakan, Galis, Proppo, dan Larangan, SWP bagian tengah meliputi, kecamatan pakong sebagai pusat pengembangannya, kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian utara meliputi, Kecamatan Waru sebagai pusat pengembangannya, kecamatan Pasean, dan Batumarmar.
Berdasarkan potensi dan keterjangkauan wilayahnya, maka arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, yang menghubungkan Kabupaten Pameksan dengan Kabupaten Sampang dan Sumenep.
            Setiap upaya pembangunan dan pengembangan daerah, pasti mengalami permasalahan-permasalahan. Permasalahan pengembangan wilayah yang dihadapi oleh Kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah; tidak meratanya fasilitas pendidikan dan kesehatan, buruknya kualitas pendidikan dan tenaga medis, rendahnya pendapatan masyarakat dan daerah, rendahnya kualitas layanan birokrasi, perencanaan tata ruang wilayah yang kurang matang dll. Secara garis besar hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pamekasan, untuk mengatasi masalah pengembangan wilayah tersebut adalah berupaya meningkatkan kualitas layanan umum terutama di bidang kesehatan dan birokrasi, mkemberikan perhatiandan dukungan terhadap sektor-sektor perekonomian yang sedang berkembang, serta melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap perencanaan tata ruang wilayah yang telah dilakukan.   



























DAFTAR PUSTAKA
Gunarsih, Ance, K. 2004. pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Helambang, Sudarno. 2004. Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang: UM, FMIPA.
Jayadinata,T.J. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.
Kab Pamekasan Wikipedia, (online), (http,/www.id.wikipedia.org/wiki/Kab. Pamekasan, Diakses 21 maret 2009).
Masudi. 2006. Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Pamekasan Regency in Figures 2005/2006. Pamekasan. BPS Pamekasan.
Pertanian.(Online),(http;/WWW.Departemen Penagiran Kabupaten Pamekasan. go.id/ludm/jatim/lam, diakses 20 maret 2009).
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Pamekasan 2000, Laporan fakta dan Analisa
            Bapeda (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Pamekasan)
Sensus pertanian 2003, Hasil Pendaftaran Rumah Tangga Kabupaten Pamekasan. 2003. Pamekasan: BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan).
Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: UM Press.